Senin, 19 Januari 2009

Metode Sampling

Pengertian Pengambilan Sampel dan Pengambilan Sampel Acak
1. Dasar pemikiran digunakannya sampel di dalam suatu penelitian adalah agar dalam
penelitian tersebut dapat diperoleh kecermatan yang tinggi, penghematan biaya,
waktu dan tenaga.
2. Penelitian eksperimen menggunakan sample yang relative kecil, maka teknik
pengambilan sample harus dilakukan dengan baik dalam arti tepat dan benar. Hal
ini dimaksudkan untuk menjamin ketepatan generalisasi hasil eksperimen.
3. Teknik pengambilan sampel dibedakan menjadi dua macam, yaitu
a. Teknik acak
b. Teknik non – acak
4. Pengambilan sampel secara acak adalah teknik sampling yang akan memberikan
peluang sama kepada setiap anggota populasi untuk terpilih menjadi anggota sampel.
5. Jika banyaknya unit dalam populasi N dan ukuran sampel adalah n, maka besarnya
probabilitas setiap unit elementer untuk terpilih sebagai sampel adalah n/N.
6. Sampel yang diambil dari suatu populasi secara acak (random) disebut sampel acak.
7. Tujuan digunakan teknik acak adalah sebagai berikut :
a. Dengan sampel acak memungkinkan diperolehnya data penelitian yang dapat
digeneralisasi terhadap populasi yang luas dengan kesesatan yang lebih
terbatas (minim).
b. Dengan Sampel acak memungkinkan peneliti mengaplikasikan kesimpulan statistik,
dan hal itu berarti peneliti dapat menarik kesimpulan statistik tentang
nilai-nilai parameter populasi seperti : rata-rata, simpangan baku, dan
lain –lain.
c. Dengan sampel acak dapat diperoleh kelompok – kelompok sampel yang homogen
satu sama lain, sehingga tidak perlu dilakukan pengujian homogenitas antar
kelompok sampel.
8. Pengambilan sampel acak dapat ditempuh melalui cara undian, tabel bilangan acak,
atau dengan komputer.

Contoh
Dari populasi 500 siswa SD DKI akan diambil 70 siswa sebagai sampel. Tanpa mempertimbangkan seorang siswa duduk di SD mana di DKI itu. Jelaskan langkah – langkah yang harus dilakukan oleh peneliti, jika ia menggunakan tabel acak.

Jawab
Cara pengambilannya, yaitu dimulai dengan memberikan nomor urut kepada setiap siswa. Dari nomor 1 sampai dengan nomor 500. Setelah itu dengan menggunakan tabel bilangan acak atau dengan teknik acak yang lain. Diambil sebanyak 70 siswa untuk menjadi anggota sampel dengan cara sebagai berikut :
Menetapkan salah satu halaman secara acak.
(1) Menjatuhkan ujung pensil secara acak di halaman tersebut. Angka terdekat dengan
jatuhnya ujung pensil, jika angka terdekat adalah 3, maka halaman yang pertama
digunakan adalah halaman 3. Jika ternyata tabel itu hanya 2 halaman, dikurangi
angka 3 dengan 2 dan diperoleh hasil 1; artinya pengambilan sampel dimulai dari
halaman 1.
(2) Dijatuhkan ujung pensil untuk yang ke dua, untuk menetapkan baris dan kolom
berapa nomor sampel diambil dari tabel halaman 1. Sebelah kanan ujung pensil
untuk menetapkan baris ke- dan sebelah kiri ujung pensil untuk menetapkan kolom
ke-. Misalkan ujung pensil jatuh di antara 35 dan 11.
(3) Dengan hasil langkah ketiga itu, nomor sampel diambil dari kolom 35 dan baris 11
pada tabel halaman 1. Dengan petunjuk itu maka didapat deretan bilangan 37053.
Mulai dari kelompok angka ini digunakan 3 angka saja, berjalan ke atas dan ke
bawah sampai kebutuhan – kebutuhan jumlah 70 terpenuhi.
(4) Dengan cara ini nomor sampel yang terambil adalah 775, 476, 793, 889, 688, 348,
126, 633, 110, 738, dan seterusnya sampai diperoleh 70 nomor.

Glosarium
Sampel. Sebagian anggota populasi
Acak. Pengambilan secara tidak sengaja
Non Acak. Pengambilan dengan berbagai pertimbangan
Populasi. Semua subjek yang dibicarakan
Unit. Satuan terkecil
Generalisasi. Memperluas kesimpulan
Bilangan acak. Suatu bilangan yang tidak beraturan.

Pengambilan Sampel Sistematik dan Pengambilan Sampel Strata
1. Sistematik random sampling digunakan apabila banyaknya satuan elementer dalam
populasi cukup besar dan telah tersusun secara sistematik dalam suatu daftar atau
telah tersusun menurut pola atau aturan tertentu.
2. Sistematik random sampling adalah cara pengambilan sampel, di mana hanya unsur
pertama yang dipilih secara random, sedang unsur – unsur berikutnya dipilih
secara sistematik menurut suatu pola tertentu.
3. Jika karakteristik populasi tidak homogen, maka populasi dapat distratifikasi
atau dibagi-bagi ke dalam sub – sub populasi sedemikian, sehingga satuan-satuan
elementer dalam masing-masing sub populasi menjadi homogen. Kemudian pengambilan
sampel dengan cara random dapat dilakukan pada setiap sub – populasi.
4. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menggunakan metode pengambilan
sampel random distratifikasi adalah sebagai berikut :
a. Ada kriteria yang jekas sebagai dasar untuk membuat stratifikasi.
b. Kriteria yang digunakan tersebut berdasarkan data pendahuluan yang telah
diperoleh atau dapat juga berdasarkan pengetahuan teoritik.
c. Jika ukuran sampel proporsional, maka harus diketahui dengan tepat jumlah
satuan-satuan elementer yang ada di setiap sub-populasi.

Contoh
Jumlah unit dalam populasi sebesar 1200 unit dan besar sampel yang dikehendaki misalnya 40 unit. Jika digunakan random sistematik, maka bagaimana langkah-langkah pengambilannya?

Jawab
Karena jumlah unit dalam populasi 1200, dan banyaknya sampel yang diinginkan 40, maka k = 1200/40 = 30. Unsur pertama dapat dipilih secara random dari nomor urut 1 – 30. Jika yang terpilih adalah unit dengan nomor urut 17, unit-unit sampel berikutnya adalah (17 + 30) = 47, (17 + 60) = 77, (17 + 90) = 107, (17 + 120) = 137, dan seterusnya, sehingga diperoleh unit sampel sebanyak 40 unit.

Glosarium
Sistematik random sampling. Cara pengambilan sampel, di mana hanya unsur pertama yang dipilih secara random, sedang unsur – unsur berikutnya dipilih secara sistematik menurut suatu pola tertentu.

Pengambilan Sampel Kluster dan Pengambilan Sampel Non Acak

1. Pengambilan Sampel Random Gugus Sederhana. Unit – unit analisis dalam populasi
dikelompokkan ke dalam gugus – gugus yang disebut cluster dan ini akan merupakan
satuan – satuan dari mana sampel akan diambil.
2. Pengambilan gugus yang akan menjadi sampel dilakukan secara random, dengan
catatan bahwa gugus – gugus yang ada dalam populasi mempunyai ciri yang homogen.
3. Pengambilan Sampel Random Gugus Bertahap. Populasi yang letaknya sangat tersebar
secara geografis, sehingga unit – unit analisis dikelompokkan ke dalam gugus –
guigus yang merupakan satuan – satuan dari mana sampel akan diambil.
4. Satu populasi dapat digabi ke dalam gugus tingkat pertama; gugus – gugus tingkat
pertama dapat dibagi lagi ke dalam gugus – gugus tingkat kedua; gugus – gugus
tingkat kedua dapat dibagi lagi ke dalam gugus – gugus tingkat ketiga; dan
seterusnya.
5. Pengambilan sampel non acak atau non random sampling, peluang untuk menjadi
anggota sampel bagi setiap anggota dalam populasi itu tidak sama.
6. Sampel bertujuan atau purposive sample dilakukan dengan cara mengambil subjek
bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya
tujuan tertentu.
7. Sampel bertujuan dapat dilakukan dengan syarat sebagai berikut :
a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri – ciri, sifat – sifat atau
karakteristik tertentu yang merupakan ciri – ciri pokok populasi.
b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar – benar merupakan subjek yang paling
banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.
c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat pada studi
pendahuluan.

Contoh
Populasi warga masyarakat di suatu provinsi. Provinsi tersebut terdiri dari 117 kabupaten, 154 kecamatan, 1142 desa. Sebutkan langkah – langkah pengambilan sampelnya!

Jawab
Diketahui provinsi X yang terdiri dari 17 kabupaten, 154 kecamatan, 1142 desa
Cara pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut.
(1) Dipilih lima kabupaten secara random dari 17 Kabupaten di suatu Provinsi.
(2) Dari masing – masing Kabupaten terpilih, dipilih tiga Kecamatan secara random,
sehingga diperoleh 15 Kecamatan Sampel.
(3) Dari masing – masing Kecamatan sampel dipilih lagi secara random dua desa,
sehingga diperoleh 30 desa sampel.
Semua warga masyarakat yang berada pada ke – 30 desa sampel tersebut akan diselidiki sebagai sampel penelitian.

Glosarium
Kluster. Unit – unit analisis dalam populasi dikelompokkan ke dalam gugus – gugus.
Purposive sample. Dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.

Kamis, 08 Januari 2009

Dosen dan Asisten


Nama Dosen :
1. Dr. Ir. Pudji Muljono, MSi (Koordinator)
2. Dr. Titik Sumarti MC
3. Dra. Winati Wigna, MDS
4. Martua Sihaloho, SP. MSi

Nama Asisten :
1. Ratri Virianita, S.Sos
2. Sohib, SAg, MSi
3. Syafrudin, SP, MSi
4. Sigit Pamungkas, SP

Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka pembelajaran Metode Penelitian Sosial (MPS) melalui website bloger (weblog)ini dapat diselesaikan dengan bentuk seperti yang tersaji saat ini. Weblog ini berisi konsep-konsep dan metodologi penelitian bidang sosial baik secara konseptual maupun secara empiris praktis, yang dimaksudkan sebagai bahan tambahan diluar perkuliahan mahasiswa program Sarjana.
Sejauh ini, ketersediaan literatur tentang metodologi penelitian sosial sudah cukup banyak, namun mahasiswa tampaknya masih memerlukan literatur yang lebih praktis dan terarah untuk kegiatan pembelajaran yang diikutinya. Hadirnya weblog ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebut khususnya bagi para mahasiswa program Sarjana yang mengambil mata kuliah MPS. weblog ini sebenarnya dapat menjadi ajang bertukar pikiran dan tempat ajang komunikasi baik komunikasi antara dosen dengan mahasiswa maupun komunikasi antara mahasiswa dengan mahasiswa di luar jam perkuliahan. Untuk mendukung komunikasi tersebut maka kami hadirkan spesial menu untuk pesan singkat pada weblog. Oleh karena itu, kepada pembaca baik mahasiswa pada khususnya maupun masyarakat pada umumnya diharapkan untuk tidak segan-segan menyampaikan kritik terhadap weblog ini, baik dari segi isi maupun format dan penampilannya. Kritik yang konstruktif dari pembaca merupakan sumbangan pikiran yang sangat bermanfaat bagi usaha penyempurnaan weblog ini.
Atas segala masukan dan kritik konstruktif dari pembaca kami sampaikan terima kasih secara tulus, semoga kritik tersebut dapat bermanfaat bagi usaha perbaikan weblog ini, sehingga di masa mendatang weblog ini dapat memenuhi harapan pembaca sekaligus dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,khususnya dalam aspek metode penelitian.
Tetap belajar dan tetap semangat untuk terus menggali ilmu pengetahuan yang lebih banyak lagi.......

Bogor, Januari 2009

Tim Penyusun MPS
Tak Kenal Henti Raih Prestasi....

Usulan Penelitian

Analisis Data

Tujuan Instruksional
1. Mahasiswa mampu memahami mengenai hakikat analisis data penelitian ilmu-ilmu
sosial
2. Mahasiswa mampu memilih alat analisis data yang paling tepat
3. Mahasiswa mampu menggunakan alat analisis data tsb untuk mencapai tujuan
penelitiannya

Dua macam analisis dalam statistik :
1. Analisis Deskriptif
2. Analisis Inferensial / parametrik / induktif

Faktor penting yang perlu diperhatikan :
• ketepatan teknik statistik yang digunakan
• kecermatan dalam proses analisis data

Analisis Deskriptif
1. Jenis analisis data utk mengungkapkan keadaan atau karakteristik data sampel
dengan variabel penelitian secara tunggal
2. Teknik sajian : tabel frekuensi, grafik, ukuran pemusatan (modus, median,mean),
ukuran penyebaran (rentangan, kuartil, mean deviasi, standar deviasi

Contoh : Tabel Frekuensi
Keterlambatan Siswa dalam 1 bulan pada Sebuah Sekolah Swasta di Bogor
Minggu Frekuensi
≤ 15' > 15'
M1 28 12
M2 48 19
M3 36 22
M4 10 18
M5 12 21

Contoh Histogram

Contoh Poligon


Teknik analisis data sesuai dg skala pengukuran variabel yg dianalisis :


SKala Nominal
Adalah Pengelompokan fenomena ke dalam kelas-kelas atau kategori, sehingga yang masuk dalam satu kelas atau kategori adalah sama dalam hal atribut atau sifatnya.
Contoh : Jenis Kelamin

Skala Ordinal
Bahwa nilai suatu variabel dapat diurut berdasarkan tingkatan atribut atau sifat yang dimiliki oleh variabel yang ada pada unit observasi
Contoh : Tinggi Lemari = 1
Tinggi rumah = 2
Tinggi Gunung = 3

Skala Interval
Adalah skala yang mempunyai jarak yang sama antara satu data dengan data yang lain dan hasil skalainterval menunjukkan tingggi-rendah, besar-kecil dan sejenisnya
Contoh :Pada suatu hari tertentu, suhu udara
di Bogor adalah 30oC dan suhu udara
di Jakarta adalah 35oC

Skala Rasio
Merupakan jenis pengukuran yang paling halus karena memiliki ciri-ciri yang tidak dimiliki oleh skala-skala lain dan data rasionya mempunyai jarak yang sama dan mempunyai nilai nol yang absolut
Contoh : Besarnya gaji pegawai, pengukuran
panjang benda, berat benda,
intelegensi, dll

Contoh Nominal...Modus...Rentangan


Contoh Ordinal...Median...Kuartil


Contoh Interval/Rasio...Mean...Standar Deviasi


Pengertian Analisis Inferensial
Analisis yang berkaitan dengan data (sampel) untuk kemudian dilakukan penyimpulan-penyimpulan (inferensi) yang digeneralisasikan kepada keseluruhan subjek tempat data itu diambil (populasi)

Beberapa asumsi dasar yang perlu dipenuhi dalam analisis inferensial :
1. Data bersifat independen
2. Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
3. Sampel diambil secara random
4. Sampel memiliki varian yang sama
5. Variabel berskala interval atau rasio

Pada prinsipnya analisis inferensial dapat dibedakan atas dua kelompok utama, yaitu menaksir parameter dan menguji hipotesis.

Parameter adalah ukuran kuantitatif dalam populasi, sedangkan ukuran kuantitatif yang serupa di dalam sampel disebut statistik.


Teknik statistik untuk pengujian

Wawancara dan Pengamatan

Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan mampu memahami hakikat wawancara dan pengamatan untuk pengumpulan data dalam bidang ilmu sosial dan mampu melakukan wawancara dan pengamatan di lapangan dengan memperhatikan etika yang berlaku

Konsep Wawancara
1. Metode wawancara mencakup cara yang dipergunakan kalau seseorang untuk tugas
tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang
responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu
(Koentjaraningrat, 1986)
2. Wawancara dalam suatu penelitian yg bertujuan mengumpulkan keterangan tentang
kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian mereka itu,
merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi.
3. Selain untuk mengumpulkan data penelitian, metode wawancara juga dipergunakan
oleh wartawan utk mencari berita, pimpinan perusahaan utk seleksi calon pegawai
baru, atau psikoanalisis utk diagnosa dan terapi.
4. Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi
5. Hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan
mempengaruhi arus informasi, yaitu :
- pewawancara
- responden
- topik penelitian yg tertuang dalam kuesioner - situasi wawancara

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam wawancara


Persiapan Wawancara
1. Pemilihan individu utk diwawancarai : informan, responden
2. Pendekatan kepada subyek wawancara : waktu yg sesuai dg informan atau responden,
buat janji pertemuan
3. Mengembangkan suasana lancar dlm wawancara : rapport à bersedia bekerjasama
4. Bgmn sikap yg tepat utk wawancara ? :(hal 71)

Teknik bertanya dalam wawancara
1. Pertanyaan diajukan secara konkret
2. Lama waktu wawancara (maks. 2 jam)
3. Jika lebih 2 jam, sebaiknya wawancara dilakukan dlm 2 tahap
4. Perjanjian dgn subyek (tempat, waktu, periode wawancara, dsb)
5. Probing : menggali informasi lebih dalam

Macam wawancara
1. Wawancara berencana (standardized interview)
2. Wawancara tidak berencana (unstandardized interview)
3. Wawancara bebas (casual interview)
4. Wawancara tertutup (closed interview)
5. Wawancara terbuka (open interview)

Pencatatan wawancara
1. Pencatatan langsung
2. Pencatatan dari ingatan
3. Pencatatan dgn alat perekam
4. Pencatatan dgn angka-angka atau kata yang menilai (field rating) penggolongan
jawaban
5. Pencatatan data wawancara dengan kode (field coding)

Masalah dlm pengisian kuesioner atau penduan wawancara
1. Tulisan tidak jelas
2. Kalimat kurang jelas atau sulit dimengerti
3. Pertanyaan yang tidak berlaku tidak dicoret
4. Jawaban belum terisi, krn pewawancara lupa menanyakan, dll

STRATEGI PENGAMATAN
. Bagaimana memperoleh akses utk mendekati calon responden yg akan diamati ?
- Karakteristik subyek berbeda dgn peneliti
- Harus berperilaku sama seperti subyek penelitian
- Etika yg harus dipegang : menghormati responden dan masyarakat yg diteliti
- Membutuhkan waktu yg relatif lama
. Bagaimana cara mencatat data yg diperoleh?
- Tidak merekam ..>> agar tdk pura2 atau di-buat2
- Mengingat dan menuliskan kemudian
- Pengamatan sbg data pelengkap dan utk konfirmasi thd responden

Pengumpulan Data

Tujuan Instruksional
Mahasiswa akan mampu memahami berbagai metode dan cara pengumpulan data penelitian, misalnya melalui wawancara, pengamatan, dan pengumpulan data sekunder; mampu memilih metode dan cara pengumpulan data yang tepat; mampu mengumpulkan data di lapangan; serta mampu menyusun kuesioner

Jenis Metode Pengumpulan Data
Wawancara
Kuesioner (Angket)
Observasi (Pengamatan)
Tes (Pengujian)
Dokumentasi
• Diskusi kelompok terfokus (FGD) à kualitatif

Beberapa hal yang terkait dengan proses pengumpulan data :
• Metode/teknik (sesuai sifat & karakteristik penelitian)
• Jenis data
• Petugas/pengumpul data
• Instrumen (alat bantu pengumpul data)

Metode dan instrumen pengumpul data


Pengertian Instrumen
1. Instrumen adalah suatu alat yang karena memenuhi persyaratan akademis maka dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data
mengenai suatu variabel.
2. Dalam bidang penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data
mengenai variabel – variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian.
3. Pada dasarnya instrumen dapat dibagi menjadi dua macam yakni tes dan non – tes
4. Yang termasuk kelompok tes, misalnya tes prestasi belajar, tes intelegensi, tes
bakat
5. Yang termasuk kelompok non – tes misalnya pedoman wawancara, angket atau
kuesioner, pedoman observasi, daftar cocok (check list), skala sikap, skala
penilaian, dan sebagainya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dlm mengembangkan instrumen
• Butir harus langsung mengukur indikator, yaitu penanda konsep yang berupa sesuatu
kenyataan atau fakta (das solen) seperti keadaan, perasaan, pikiran, kualitas,
kesediaan, dsb.
• Jawaban terhadap butir instrumen dapat mengindikasikan ukuran indikator apakah
keadaan responden berada atau dekat ke kutub positif atau ke kutub negatif.
• Butir dapat berbentuk pertanyaan atau pernyataan dengan menggunakan bahasa yang
sederhana, jelas, tidak mengandung tafsiran ganda, singkat dan komunikatif.
• Opsi dari setiap pertanyaan atau pernyataan itu harus relevan menjawab pertanyaan
atau pernyataan tersebut.
• Banyaknya skala menunjukkan panjang skala yang secara konseptual kontinum. Karena
distribusi jawaban responden secara teoretik mendekati distribusi normal untuk
jumlah populasi cukup besar, maka sebaiknya menggunakan skala ganjil.

Glosarium
Instrumen. Suatu alat yang karena memenuhi persyaratan akademis maka dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel.
Instrumen penelitian. Alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian